CSE

Loading

Friday, October 14, 2016

PERSYARATAN STR BIDAN

ATURAN TENTANG SURAT TANDA REGISTRASI BIDAN

Berdasarkan Permenkes no.1796 tahun 2011 tentang Registrasi tenaga kesehatan. Diwajibkan kepada seluruh tenaga kesehatan termasuk Bidan  untuk memiliki surat izin/surat tanda registrasi,.
Sesuai dengan BAB VI Ketentuan Peralihan, pasal 34  pada peraturan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

  1. Bidan yang sudah memiliki SIB (surat Izin Bidan) berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada, dinyatakan sudah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Bidan, sampai masa berlakunya habis.
  2. Bidan yang sudah memiliki SIB dan masa berlakunya habis paling lama 5 tahun setelah berlakunya aturan ini, kepadanya dapat diberikan perpanjangan STR.
  3. Bagi Bidan yang belum memiliki SIB/STR yang sudah lulus program pendidikan sebelum tahun 2012, kepadanya dapat diberikan STR sesuai dengan peraturan ini.
  4. Permohonan penerbitan STR dapat dilakukan secara kolektif melalui institusi pendidikan (bagi dosen, lulusan baru yg belum bekerja), institusi pelayanan (bidan yg bekerja di institusi pelayanan kesehatan), IBI (bidan Praktik Mandiri, lulusan yg belum memiliki SIB/STR), atau di institusi pelayanan tempat bidan bekerja.

PERSYARATAN STR :
  1. FC ijazah yang sudah dilegalisir 2 lembar (D1 bidan atau D3 kebidanan atau S1 Kebidanan)
  2. Pasfoto 4x6  latar merah 3 lembar
  3. Surat permohonan penerbitan STR secara kolektif di tujukan ke ketua MTKI yang di tandatangani ketua/kepala institusi. Tembusan ketua MTKP propinsi.
  4. Softcopy dalam bentuk CD berisi daftar nama pemohon, nomor ijazah, Tempat tanggal lahir. tanggal dan tahun lulus, asal institusi pendidikan

Syarat tambahan (tidak mutlak) :
  1. FC ijazah D4/S1, S2 dan S3
  2. FC SIB lama (bagi yg memperpanjang)

Cara pengirimin Berkas.
  1. Dapat diserahkan ke MTKP Propinsi masing-masing yang sudah dibentuk. Selanjutnya MTKP akan menyampaikan ke MTKI.
  2. Jika MTKP propinsi belum siap dapat diserahkan langsung ke MTKI, dengan tembusan surat dan lampiran ditujukan ke ketua MTKI.
  3. Alamat MTKI:
Sekretariat MTKI
d/a Gedung Badan PPSDM
J. Hang Jebat F3/3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Thursday, June 20, 2013

ANALISIS BIVARIAT


ANALISIS BIVARIAT


               Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan dua variabel. Dilihat dari bentuk data (kategorik dan numerik), ada 4 kemungkinan analisis yang dapat dilakukan yaitu 1) variabel kategorik dengan kategorik dilakukan uji beda proporsi, 2) variabel kategorik dengan numerik dilakukan uji beda rata-rata, 3) variabel numerik dengan kategorik dilakukan uji beda rata-rata, dan 4) variabel numerik dengan numerik dilakukan uji korelasi.
            Untuk kategori uji beda rata-rata dapat dibagi menjadi 2, yaitu uji lebih dua rata-rata dan uji dua rata-rata. Untuk uji lebih dua rata-rata dilakukan uji One way Anova sedangkan untuk uji dua rata-rata dapat dilakukan dua uji yaitu untuk data berpasangan dilakukan Paired T-test dan untuk data tidak berpasangan dilakukan Independent Sample T-test.
            Ketiga uji diatas dapat dilakukan jika data berdistribusi normal. Untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak dapat digunakan 6 teknik, yaitu 1. membandingkan nilai mean, median dan modus (data berdistribusi normal jika nilai mean, median, modus tidak memiliki banyak perbedaan), 2. Kolmogrov Smirnov (data berdistribusi normal jika nilai p>0,05 dan uji ini hanya digunakan untuk sampel kecil), 3. Uji Skewness (data dikatakan berdistribusi normal jika nilai skewness antara -1,27 sampai 1,27), 4. Histogram (Data dikatakan berdistribusi normal apabila kurva berbentuk identik dengan ciri-ciri puncak grafik berada di tengah dan grafik seimbang kiri kanan), 5. Uji Q-Q Plot (data dikatakan normal apabila nilainya berada di seputar garis scater dan seimbang atas bawah), 6. Box Plot (data dikatakan berdistribusi normal apabila memenuhi 4 syarat yaitu box tidak tinggi, tangkainya pendek dan seimbang atas bawah, median berada di tengah, serta tidak ada outlier dan kalaupun ada jumlahnya seimbang atas bawah).
            Jika setelah dilakukan uji diatas data masih tidak normal, ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu 1) Menguji secara langsung dengan uji non-parametrik, untuk Pired T-test digunakan uji Wilcoxon, untuk Independent Sampel T-test digunakan uji Man Withney, dan untuk uji One-way Anova digunakan uji Kruskal Wallis, 2) Menormalkan data atau normalisasi data yang dapat dilakukan dengan cara memissingkan outlier atau melogkan variabel. 

Thursday, June 13, 2013

DAMPAK PAKAIAN KETAT TERHADAP KESEHATAN


DAMPAK PAKAIAN KETAT TERHADAP KESEHATAN

Latar Belakang
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah).Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan  menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang  memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat,  kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan  keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan  penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan  penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kumanSalah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas busana menyediakan perlindungan dari terbakar sinar matahari atau berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.
Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat.  Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk hujansalju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari. Pakaian juga mengurangi  tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau olahraga. Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan tertentu, seperti seranggabahan kimiaberbahaya, senjata, dan kontak dengan zat abrasif. Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan dari pemakai pakaian, seperti memakai masker.
Banyak kalangan remaja yang lebih memilih menggunakan celana ketat dari pada celana yang lebih longgar, hal ini disebabkan karena  penggunaannya yang sangat praktis, cocok untuk berbagai macam atasan.
Apa dampak pakaian ketat bagi kesehatan?, bagaimana cara pencegahan atau mengurangi penggunaan pakaian ketat ?. Kiranya dapat mencegah atau mengurangi penggunaan pakain ketat, dan pembaca dapat mengetahui dampak buruk pakaian ketat bagi kesehatan dan cara mencegahnya.

Dampak Pakaian Ketat Bagi Kesehetan Manusia
1. Paresthesia
Celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit
paresthesia. Istilah paresthesia sendiri, menurut Kamus Kedokteran Dorland,  berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar dan sejenisnya.
Gangguan saraf ringan itu terjadi karena  mereka suka sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam bulan terakhir.
Paresthesia dikenali gejalanya berupa kesemutan yang lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya  saraf tepi, yakni saraf yang berada di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi, maupun gangguan metabolisme.
2. Ancaman Jamur
Pada dasarnya semua jenis pakaian ketat berpotensi  menimbulkan tiga macam gangguan kulit baik itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul.
Hal itu disebabkan masalah kelembaban yang memungkinkan jamur subur berkembang biak. Belakangan ini, pasien korban jamur yang berobat ke  Klinik Kulit dan Kelamin RSCM meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2002, sekitar 35% pasien terbukti kena serangan jamur.  Usia mereka berkisar 15 – 45 tahun. Meski tak semuanya berhubungan dengan kebiasaan  berbusana, tetapi kecenderungan meningkatnya jamur sebagai sumber penyakit kulit mesti diwaspadai.
Idealnya, di negara tropis seperti Indonesia, pakaian  ketat atau terlalu tebal memang harusdihindari. Kulit menjadi kekurangan ruang untuk  bernapas”, sementara cairan yang keluar dari dari tubuh cukup banyak. Akibatnya, permukaan  kulit menjadi lembab. Jika tak diimbangi busana yang tepat, jamur akan lebih mudah beranak pinak. Jenis jamur yang banyak ditemui adalah jamur panu (bercak putih, cokelat, atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol gatal, serta
jamur kandida  yang basah dan gatal.
3. Berbekas Hitam
Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan yang menjadi
trademark sang  dermatitis  hanya muncul bila terjadi gesekan antara kulit dengan benda dari luar tubuh. Benda asing yang berpotensi gesek tinggi tidak hanya benda keras, semisal: perhiasan, jam tangan, atau ikat pinggang. Busana sehari-hari, jika terlalu ketat  menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar juga dapat memicu luka.
Celana ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-sela paha. Awalnya  mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya berlangsung lama, bisa menimbulkan  bercak hitam di pangkal paha,” kata Kusmarinah Bramono”. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama sekali. Namun, Kusmarinah mengingatkan, proses menghilangkan noda hitam itu tak bisa dilakukan secepat membalik telapak tangan.
Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat adalah biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol mirip bekas gigitan ulat bulu. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga bibir bengkak.
Biduran bisa muncul di bagian tubuh mana pun. Berdasarkan pengamatan Kusmarinah, banyak pasien tidak menyadari, biduran dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian.
4. Kanker Ganas Melanoma
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan berpakaian tetapi ketat atau transparan, maka ia berpotensi mengalami berbagai penyakit kanker ganas melanoma di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas melanoma yang masih berusia dini akan semakin bertambah dan menyebar sampai ke kaki.
Penyakit ini disebabkan sengatan matahari yang mengandung
ultraviolet dalam waktu yang panjang di sekujur tubuh yang berpakaian ketat atau berpakaian pantai (yang biasa dipakai wanita ketika di pantai dan berjemur di sana). Penyakit ini mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Tanda-tanda penyakit ini muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan biasanya di daerah sekitar mata, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, lalu menetap di hati serta merusaknya.
Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada. Juga bagian perut karena adanya dua ginjal yang menyebabkan  air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini.  Penyakit ini juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama. Obat-obatan belum bisa mengobati
kankerganas ini.
5. Kemandulan
Pakaian ketat dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Pada cuaca yang sangat dingin, pakaian ketat tidak berfungsi menjaga suhu tubuh dari serangan hawa dingin. Suhu yang terlalu dingin jelas dapat membahayakan kondisi rahim  (Al-Istanbuli, 2006).  
Darah terganggu, menyebabkan varises dan gangguan yang di akibatkan jenis pakaian ketat dalam jangka waktu yang lama adalah membuat bentuk tubuh  menjadi buruk dan merusak tulang punggung. Pakain ketat dan transparan tenyata sangat  berbahaya menurut majalah kedokteran di Inggris, pakaian ketat yang di kenakan dalam waktu panjang dapat menyebabkan Kanker Milanoma. Menurut penelitian ilmiah pakaian ketat yang dikenakan oleh wanita di terik matahari dalam waktu yang panjang, setelah beberapa tahun menyebabkan Kanker ganas milanoma pada usia dini . dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki  mereka dari kanker ganas tersebut.
Kanker Melanoma adalah kanker kulit yang sangat berbahaya, dan kanker ini biasanya di mulai dengan tanda hitam pada kulit, atau tahi lalat. Tahi lalat adalah kumpulan sel pigmen abnormal (melanosit ) yang muncul pada kulit
Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Gejala dari kanker ini adalah munculnya bulatan berwarna  hitam agak lebar dan terkadang berupa bulatan kecil saja, pada daerah kaki atau betis, atau bisa disekitar mata kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh. Penyebaran bulatan ini  disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), menyerang darah, dan menetap di hati dan merusaknya.
Dalam beberapa kasus kanker milanoma juga menyerang  tulang, bagian dalam dada dan perut. Kanker ini juga menyerang ginjal, Jika ginjal sudah rusak air kencing akan berwarna hitam.  Janin juga tidak luput dari serangan kanker milanoma ini.Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, karena belum di temukan obat yang benar benar mampu menyembuhkan kanker ganas ini.
6. Mengganggu mobilitas usus
Penggunaan celana yang terlalu ketat dapat mengganggu mobilitas dari usus. Hal inilah yang membuat seseorang merasa tidak nyaman atau sakit pada perut setelah dua atau tiga jam setelah makan. Namun terkadang masyarakat tidak  menyadari bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh penggunaan celana yang ketat.
7. Memicu pembekuan pembulu darah
Penggunaan pakaian ketat juga akan mengganggu gerakan tubuh yang dapat  memicu timbulnya pembekuan darah di dalam pembuluh darah, membuat aliran terganggu.
8. Mengganggu kesuburan wanita dan gangguan jamur di sekitar organ
Endometriosis (suatu gangguan yang sering mengakibatkan gangguan kesuburan pada wanita) diduga karena disebabkan kebiasaan seseorang yang selalu memakai pakaian ketat selama bertahun-tahun. Menggunakan pakaian ketat akan memicu sel-sel endometrium (selaput lendir rahim) untuk melarikan diri dari rongga rahim lalu berdiam di indung telur, sehingga kesehatan menjadi terganggu.
Bila hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan gangguan jamur di sekitar organ intim wanita. Bila sudah menimbulkan jamur, maka dapat dipastikan seorang wanita akan mengalami berbagai gangguan.
Perlu diketahui bahwa jamur itu sangat suka  suasana lembab. ia akan tumbuh subur. Jika menggunakan celana ketat jeans maka daerah lipatanya akan menjadi lembab apalagi jika dipakai seharian itulah salah satu yang menjadi munculnya keputihan
9. Memperburuk kualitas sperma dan menyebabkan kemandulan
Berdasarkan penelitian bahwa penggunaan pakaian ketat menyebabkan penurunan kualitas sperma yaitu  jumlah sperma yang biasanya 60 juta per mililiter kini turun drastis hingga ke angka 20 juta per mililiter. Setelah dilakukan penelitian  mendalam ternyata masalahnya masih terjadi pada skrotum lapisan yang melindungi penis. Suhu yang tidak normal pada
skrotum karena sering ditekan oleh celana jeans ketat bisa berakibat buruk pada kualitas sperma karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar disekitar penis tentu akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma.
Kurang lebih sama saja dengan wanita, penggunaan celana ketat bisa menimbulkan ‘kekurangan udara’ terutama kepada
organ vital.Umumnya suhu udara yang kondusif untuk organ vital normalnya sampai 36,5 derajat celcius, namun saat memakai celana ketat, suhu udarapun naik menjadi 37 derajat celcius.  Kondisi yang panas ini sangat berbahaya buat sperma. Sebuah penelitian membuktikannya  dengan mengambil sampel pria yang suka mengenakan celana ketat. Jumlah sperma yang diproduksi biasanya 60 juta permilimiter, dengan menggunakan celana ketat jumlah sperma turun drastis sepertiganya, yakni 20 juta permililiter.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata masalahnya terletak pada skrotum. Suhu yang tidak normal pada skrotum karena celana jeans ketat  bisa berakibat buruk pada kualitas sperma loh sobat kenapa? karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar di sekitar Organ vital. Ini akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma, dan bila diteruskan akan menjadi gatal dan akan menjalar ke bagian
buah zakar.
Ujung-ujungnya pun akhirnya terletak pada kesuburan kalian, walaupun secara genetik kamu termasuk keturunan yang subur, tetapi dengan kebiasaan penggunaan celana jeans ketat bisa menurunkan kualitas kesuburan!
10. Menyebabkan pingsan 
Mungkin terdengar ekstrim tapi hal ini sering dialami  oleh beberapa wanita. Meski  korset  sudah tidak popular lagi, pakaian sejenis itu dapat mengurangi pemakainya mengembangkan paru-parunya dan hal ini akan mengakibatkan nafas terasa berat. Selain itu, akan memperkecil  oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Kategori pakaian seperti ini termasuk pakaian dalam pernikahan, bustier, dan spandek
11. Menaikkan asam lambung 
Terlalu ketat juga akan menyebabkan naiknya cairan asam lambung karena tekanan yang terlalu besar pada perut. Hal ini dapat meningkatkan tekanan di daerah abdominal yang akan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan
12. Pakaian Ketat menurut Agama (Islam)
Memakai pakaian yang ketat dan sesak tidak  dianjurkan (makruh) baik dari sudut pandang syari’ah maupun dari sudut pandang kesehatan. Ada sebagian jenis baju ketat membuat orang yang mengenakannya sulit melakukan sujud. Jika baju seperti ini menyebabkan si pemakai sukar mengerjakan shalat atau bahkan  menyebabkan dia meninggalkan shalat, maka jelas hukum memakai baju seperti ini adalah haram.
Asy-Syaikh al Albaniy berkata bahwa celana ketat itu mendatangkan dua macam musibahMusibah pertama, bahwa orang yang memakainya menyerupai orang-orang kafir. Sedangkan Kaum Muslim memang memakai celana, akan tetapi model celana yang lebar dan longgar. Model seperti ini masih banyak  dipakai di daerah Suriah dan Libanon. Ummat Islam baru mengenal celana ketat setelah  mereka dijajah bangsa eropa. Pengaruh buruk itulah yang diwariskan oleh kaum penjajah  kepada ummat Islam. Akan tetapi karena kebodohan dan ketololan ummat Islam sendiri,  Mereka mengambil tradisi buruk tersebut.
Musibah kedua, celana ketat menyebabkan bentuk aurat terlihat dengan jelas. Memang benar bahwa aurat pria adalah anggota badan antara pusar dan lutut. Namun seorang hamba yang sedang melakukan shalat dituntut untuk berbuat lebih dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat (dalam masalah busana ini,  lihat Al Qur’an Surah 7:31). Tidak pantas dia melakukan maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika sedang sujud bersimpuh di hadapan-Nya. Ketika dia mengenakan celana ketat, maka kedua pantatnya akan terbentuk dengan jelas. Bahkan lebih dari itu, bagian tubuh yang membelah keduanya juga terlihat nyata !
Bagaimana seorang hamba melakukan shalat dan menghadap
Rabb Semesta Alam dalam keadaan seperti ini ?! Yang lebih aneh lagi adalah  mayoritas pemuda Muslim biasanya menentang keras apabila kaum wanita Muslimah  memakai baju ketat. Alasan mereka bahwa baju ketat  yang dipakai wanita bisa menunjukkan bentuk tubuhnya secara jelas. Akan tetapi pemuda ini lupa akan dirinya sendiri. Dia tidak sadar  bahwa dia telah mengerjakan suatu hal yang dia sendiri membencinya.
Jika demikian, tidak ada bedanya antara wanita yang memakai baju ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya dengan pria yang memakai celana  ketat (jeans dan semacamnya-pen-) sehingga terlihat bentuk kedua pantatnya. Ketika pantat pria dan wanita dianggap sebagai aurat, maka hal menggunakan baju ketat bagi mereka itu sama saja hukumnya, yakni dilarang. Sebenarnya para pemuda wajib menyadari musibah yang telah melanda mayoritas mereka.
Rasulullah SAW telah melarang kaum pria shalat  dengan memakai celana tanpa gamis (kemeja). Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud  dan al Hakim. Sanad hadits ini sendiri berkualitas hasan. Lihat Shahiih al Jaami’ al  Shaghiir nomor 6830 dan juga diriwayatkan oleh al Thahawiy dalam Syarh Ma’aaniy al Atsaar (I/382).
Adapun jika model celana yang dikenakan  ketika shalat tidak ketat dan berukuran longgar, maka sah shalat yang dikerjakan. Yang lebih  baik adalah dirangkap dengan gamis yang bisa menutup anggota tubuh antara pusar dan lutut.  Akan tetapi lebih baik lagi apabila panjang gamis itu sampai setengah betis atau sampai  mata kaki (asalkan tidak sampai menutupi mata kaki –pen). Hal seperti ini adalah cara menutup aurat yang paling sempurna (mungkin pakaian seperti ini di daerah kita agak sukar didapatkan di pasaran, namun cukup banyak sarung yang bisa menggantikan fungsinya –pen-). (Al Fataawaa I/69, tulisan Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah bin Baz).
Dengan latar belakang inilah Komite Tetap Pembahasan Masalah ‘Ilmiyyah dan fatwa Saudi Arabia (semacam MUI di Indonesia -pen-)  menjawab pertanyaan mengenai hukum Islam tentang shalat memakai celana. Jawaban yang dirumuskan adalah sebagai berikut: “Jika pakaian tersebut tidak menyebabkan aurat terbentuk dengan jelas, karena modelnya longgar dan tidak bersifat transparan sehingga anggota aurat tidak bisa dilihat dari arah belakang, maka boleh dipakai ketika shalat. Namun  apabila busana itu terbuat dari bahan yang tipis sehingga memungkinkan aurat yang memakai dilihat dari belakang, maka shalat yang dikerjakan batal hukumnya. Jika sifat busana yang dipakai hanya mempertajam atau memperjelas bentuk aurat saja, maka makruh  mengenakan busana tersebut ketika shalat. Terkecuali jika tidak ada busana lain yang dapat dikenakan.
13.    Cara Mengurangi Atau Mencegah Seorang Memakai Pakaian Ketat yang Berdampak Buruk Bagi Kesehatan
Setiap manusia tentunya ketika mengetahui akibat dari penggunaan pakaian ketat akan mulai sadar dan mengurangi pemakaian pakaiaan ketat. Selain itu, mengurangi produksi pakaiaan ketat juga bisa menjadi salah satu cara yang tepat.
Pemahaman sejak dini dari orang tua sangat  berperan dalam memberikan pendidikan dalam berpakaian sehingga sejak kecil anak dapat memahami dampaknnya bagi kesehatan.
Petugas kesehatan mempunyai perananan  yang penting dalam pencegahan penggunaan pakaian ketat ini dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat terutama masyarakat di perkotaan.
14.  Kesimpulan 
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain  makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian  untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan  manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Pakaian juga dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan pemakainya,  sehingga dalam memilih pakaian yang digunakan harus cermat, seperti memilih pakaian yang tidak terlalu ketat bagi tubuh, agamapun melarang.
15.  Saran 
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan masalah-masalah yang sering terjadi sesuai dengan perkembangan zaman  sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.

Monday, June 10, 2013

Anak Usia Dini Intervensi Pembangunan dan Pengembangan Kognitif Anak Muda di Pedesaan Vietnam
  1. Koichiro Watanabe ,
  2. Rafael Flores ,
  3. Junko Fujiwara , dan
  4. Lien Thi Huong Tran
Abstrak
Sedikit yang diketahui tentang manfaat jangka panjang intervensi yang bertujuan untuk mempromosikan program pengembangan anak usia dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah intervensi perkembangan anak usia dini ditambahkan ke intervensi gizi selama usia prasekolah memiliki efek yang berlangsung pada perkembangan kognitif anak usia sekolah di komune provinsi Thanh Hoa di pedesaan Vietnam. Penelitian ini difokuskan pada total 313 anak berusia 6,5-8,5 y (kelas 1 dan 2 di SD) di 2 komune yang terkena intervensi gizi atau gizi dan pengembangan anak usia dini (PAUD) intervensi dari 1999 sampai 2003. Pengukuran tinggi dan skor tes kognitif (Raven Progressive Matrices Test) dikumpulkan dari anak-anak, karakteristik rumah tangga ditentukan oleh wawancara dengan ibu. Analisis longitudinal dilakukan dengan mengintegrasikan data dengan yang dikumpulkan dari anak-anak yang sama dalam survei terakhir. Efek signifikan dari intervensi ECD dibandingkan dengan intervensi gizi yang terdeteksi. Efek menguntungkan dari intervensi ECD pada skor tes kognitif adalah besar untuk anak-anak yang nutrisinya paling menantang yang tingginya-untuk-usia Z-skor menurun atau tetap dalam kisaran terhambat. Temuan membantu memberikan wawasan yang berguna dalam pengembangan sebuah model terpadu yang efektif ECD dan intervensi gizi bagi anak-anak di pedesaan Vietnam.
Kematian Anak sebagai Diprediksi Menurut Status Gizi dan Velocity Berat terbaru dalam Anak di bawah Dua di Afrika Pedesaan
  1. Sinéad M.O 'Neill
  2. Anthony Fitzgerald ,
  3. André Briend , dan
  4. Jan Van den Broeck
Abstrak
WHO telah merilis standar pertumbuhan anak preskriptif untuk, antara lain, BMI-untuk-usia (BMI-FA), lingkar-untuk-usia pertengahan lengan atas, dan kecepatan berat badan. Kemampuan indeks ini untuk memprediksi kematian anak tetap understudied, meskipun nilai mendasari program kecepatan pertumbuhan prognostik saat pemantauan pertumbuhan. Tujuan penelitian adalah pertama untuk menilai, pada anak di bawah 2, kemampuan independen dan gabungan indeks ini dan stunting untuk memprediksi semua penyebab kematian dalam waktu 3 bulan, dan kedua, kemampuan komparatif berat-untuk-panjang (WFL) dan BMI-FA untuk memprediksi jangka pendek (<3 bulan) kematian. Kami menggunakan antropometri dan data kelangsungan hidup dari 2402 anak usia antara 0 dan 24 bulan di daerah pedesaan di Republik Demokratik Kongo dengan gizi buruk tinggi dan tingkat kematian dan rehabilitasi gizi terbatas. Analisis menggunakan model Cox proportional hazard dan penerima operasi kurva karakteristik. Analisis univariat dan analisis yang disesuaikan menurut umur menunjukkan kemampuan prediksi semua indeks. Analisis multivariat tanpa penyesuaian usia menunjukkan hanya kecepatan berat badan sangat rendah [HR = 3,82 (95% CI = 1,91, 7.63), P <0,001] adalah independen prediktif. Dengan penyesuaian usia, kecepatan berat badan sangat rendah [HR = 3,61 (95% CI = 1,80, 7,25), P <0,001] sekali lagi semata-mata dipertahankan sebagai prediktor independen. Tidak ada bukti untuk perbedaan dalam kemampuan prediktif antara WFL dan BMI-FA. Makalah ini menunjukkan nilai mencapai BMI-FA, penanda buang status, dan kecepatan badan baru-baru, penanda proses buang, dalam memprediksi kematian anak menggunakan standar WHO pertumbuhan anak. WFL dan BMI-FA tampil setara sebagai prediktor.
Sebuah Skala Pengukuran antropometri Tanpa Bisa Digunakan untuk Identifikasi Rendah Berat-untuk-Age pada Anak Kurang dari Lima Tahun
  1. Maribel Orozco
  2. Homero martinez
  3. Hortensia Reyes , dan
  4. Héctor Guiscafré
Abstrak
Malnutrisi dan morbiditas memiliki hubungan sinergis yang sering menyebabkan kematian. Namun, kekurangan gizi pada anak-anak yang meninggal sebagian besar tidak dilaporkan, karena antropometri anak almarhum jarang diketahui. Penelitian ini memiliki dua tujuan: i) untuk mengembangkan skala yang akan membantu menentukan apakah seorang anak memiliki berat badan rendah-untuk-usia (w / a), tanpa adanya pengukuran antropometri, dan ii) untuk memilih yang sesuai cut-off yang akan memberikan sensitivitas yang terbaik (Se) dan spesifisitas (Sp) dari skala yang diusulkan bila dibandingkan dengan yang sebenarnya w / pengukuran. Penelitian ini dirancang sebagai tes diagnostik, dan dilaksanakan di daerah pedesaan di Meksiko tengah. Kami termasuk 132 anak di bawah 5 y lama dengan w / di bawah -2 Z skor dan 284 anak-anak dengan marjinal atau tidak ada w / defisit sebagai kelompok kontrol. Skala yang diusulkan termasuk potensi variabel prediktif dari faktor klinis, sosial ekonomi dan keluarga. Model regresi logistik terbaik untuk memprediksi w rendah / a meliputi: berat lahir kurang dari 2.800 gram, pengenalan menyapih makanan setelah bulan keenam dari kehidupan, pengenalan protein hewani setelah bulan keenam dari kehidupan, status sosial ekonomi rendah, rendah w / a pada saudara kandung dan lebih dari tiga episode morbiditas dalam sebelumnya 6 yang umum. Memilih cut-off dari 4 untuk model ini untuk mengidentifikasi anak-anak rendah w / dengan menunjukkan Se dan Sp 85 dan 95%, masing-masing. Kami menguji validitas eksternal dari skala di lokasi yang berbeda, dan termasuk 877 anak di bawah 5 y tua dari 10 masyarakat pedesaan. Dalam populasi ini, skala menunjukkan Se dari 84% dan Sp dari 81% untuk mengidentifikasi w rendah / a. Berdasarkan hasil ini, kami mengusulkan bahwa skala dimasukkan sebagai cara untuk mengidentifikasi w rendah / a pada anak-anak yang telah meninggal. Kami percaya bahwa ini harus dilakukan otopsi verbal, yang, berdasarkan penelitian kami sebelumnya, Departemen Kesehatan diadopsi sebagai bagian dari kegiatan rutin untuk memantau masalah penyakit ke kesehatan berusaha untuk proses kematian.